Oleh: Muhamad Suhadi, Lc, M.H.
Dari Abu Musa radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
إِذَا مَرِضَ الْعَبْدُ أَوْ سَافَرَ، كُتِبَ لَهُ مِثْلُ مَا كَانَ يَعْمَلُ مُقِيمًا صَحِيحًا
“Jika seorang hamba sakit atau melakukan safar (perjalanan jauh), maka dicatat baginya pahala sebagaimana kebiasaan dia ketika muqim (tidak safar) atau sehat.” [HR. Bukhari]
Hadits di atas mengisahkan tatkala Yazid bin Abi Kabsyah puasa ketika sedang safar, Abu Burdah mengatakan kepadanya bahwa ia baru saja mendengar Abu Musa meriwayatkan dawuh Baginda Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam di atas.
Hadits ini disampaikan oleh Imam Bukhari dalam bab:
يُكْتَبُ لِلْمُسَافِرِ مِثْلُ مَا كَانَ يَعْمَلُ فِى الإِقَامَةِ
“Dicatat bagi musafir pahala seperti kebiasaan amalnya saat muqim”.
Diantara bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya adalah ketika ia rutin melakukan amal shalih saat sehat atau muqim, lalu ia sakit atau safar sehingga tidak bisa melakukan amalan rutin tersebut maka Allah akan tetap memberinya pahala amalan tersebut.
Misalnya, ketika kondisi sehat kita rutin melaksanakan shalat lima waktu secara berjama’ah di masjid. Lalu suatu ketika lantaran kondisi sakit atau udzur yang lain kita tidak mampu menunaikan shalat jama’ah. Maka dalam kondisi seperti ini Allah tetap mengalirkan pahala shalat jama’ah kepada kita, karena ketika sehat kita rutin melakukannya.
Inilah salah satu keutamaan melalukan amalan secara kontinyu.
Pelakunya dapat aliran pahala meskipun ia tidak melakukannya saat ada udzur. Bahkan, Allah Ta’ala juga mencintai amalan seperti ini.
أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ
“Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinyu walaupun jumlahnya sedikit.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Berdasarkan hadits ini maka hendaknya kita senantiasa mengunakan waktu sehat dan longgar kita untuk melalukan amal shalih. Sehingga ketika kita tidak mampu melakukannya karena udzur sakit atau yang semisal, maka Allah tetap memberi jatah pahala bagi kita. Suatu ketika, Ibnu Umar radhiyallahu anhuma menyampaikan:
ﺧﺬ ﻣﻦ ﺻﺤﺘﻚ ﻟﻤﺮﺿﻚ، ﻭﻣﻦ ﺣﻴﺎﺗﻚ ﻟﻤﻮﺗﻚ.
“Pergunakan waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, waktu hidupmu sebelum datang kematianmu.”
Allahu a’lamu bish shawab
Referensi:
Fath Al-Bari karya Ibnu Hajar Al-Asqalani